Fresh Mobile Online Notes of Rachdian

Monday, December 13, 2010

Fenomena Indoleaks.org

Fenomenal!

Istilah tersebut mungkin agak sedikit tepat untuk menggambarkan keberadaan situs indoleaks.org. Bagaimana tidak, hanya dalam beberapa hari SEO score situs tersebut sudah mencapai 72% (per tgl 13 Desember 2010). Dari analisa Alexa, Traffic Ranknya adalah 2,211,062 dan Ranking Flag Traffic Indonesia: 18,334. Belum lagi kalau kita lihat jumlah pengunjung yang mencoba mendownload dokumen yang diunggah di google.

Dilihat dari kontennya tidak (belum) ada yang istimewa dari situs ini termasuk dokumen-dokumen yang disediakan dan diunggah di google. Data-data yang disajikan masih sangat prematur dan mentah. Dokumen-dokumen tersebutpun bukan merupakan dokumen baru, telah beredar jauh sebelum Indoleaks hadir. Sangat berbeda dengan wikileaks, situs yang ditiru dan menjadi inspirasi oleh Indoleaks.org.

Satu-satunya yang menjadi perhatian saya sehingga secara khusus menyempatkan diri menulis artikel ini adalah keinginan berbagi wawasan dengan pengguna internet Indonesia. Keawaman dan eforia pengguna intenet di Indonesia yang sangat mudah untuk disulut dan dipengaruhin rasa "penasaran" dan "kebanggaan" mereka menjadi "orang nomer satu" dilingkungannya sebagai sumber informasi membuat situs ini seperti indoleaks ini ibarat halnya kayu bakar yang disiram minyak tanah, gampang "rush" dan semakin sulit diakses terutama dokumen-dokumennya. Semakin sulit diakses, akan semakin bernilai dan semakin membuat pengunjung penasaran. Rasa penasaran yang "menular" ini akan mengkontaminasi jaringan pertemanan disekitarnya dan akhirnya semakin banyak yang mengakses, begitu seterusnya membuat bola situs ini seperti bola salju yang semakin membesar walaupun konten dari situs tersebut sangat lambat pengkayaannya dan tidak sejalan dengan pertumbuhan pengunjung yang datang seperti air bah.

Dari sisi etika jurnalistikpun situs ini masih jauh dari kepatutan etika jurnalistik yang berlaku dimanapun. Bahkan cenderung situs ini "dapat" menjadi media fitnah di internet. Dari kacamata yang lain, situs ini dapat diambil hikmahnya sebagai sumber untuk menyeimbangkan dokumen ataupun isu-isu berita yang ditayangkan dari media mainstream yang telah mapan.

Bagi pendiri situs inipun sebetulnya tidak ada alasan kuat untuk bersembunyi dan berlindung memanfaatkan info data PrivacyProtect.org (sebuah kontak informasi privacy standar).

Alasan mengapa registrant (pemilik) domain tersebut tidak ingin diketahui publik adalah untuk menyelamatkan muka bahwa situs yang disediakannya tersebut masih jauh dari "layak tayang". Alasan lainnya adalah semakin membuat penasaran situs tersebut sehingga situs tersebut akan semakin bernilai setidaknya bagi pengguna internet yang masih awam.

Apapun alasannya, yang jelas terbukti dan memang fenomenal, situs ini dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam semakin kebanjiran pengunjung, suatu hasil akhir yang ingin dicapai oleh banyak situs di dunia. Bagi sebagian pemahaman praktisi pembuat dan penggiat situs, hasil akhir ini adalah segalanya, apapun caranya. Setelah rating mencapai rangking tertinggi maka akan mudah menyampaikan informasi apapun termasuk menggaet sponsor. Penggiat situs yang memegang teguh idealisme tentu saja berbeda paham dengan pola berpikir seperti ini.

Jika saja pengelola situs ini mampu memanfaatkan momen bola salju dari fenomena ini dan dapat mengimbanginya sehingga dokumen-dokumen maupun konten dari situs ini juga dapat berkembang, bukan tidak mungkin situs ini juga akan meraih sukses seperti wikileaks ataupun situs terkenal lainnya. Tetapi sebaliknya pada suatu waktu tertentu jika pengkayaan kontennya tidak juga meningkat dengan signifikan baik secara kualitas maupun kuantitas, bukan tidak mungkin situs ini pada akhirnya hanya merupakan salah satu situs (maaf) sampah yang semakin banyak beredar dan menjamur.... yang penting SEOnya oke dan mendapat rating yang baik di search engine... what else?

Melengkapi informasi yang disampaikan dari detik yang hanya bisa menampilkan data whois saat ini, saya juga (ikut2an) menelusuri hosting dan Name Server yang digunakan sejak pendaftarannya yang pertama kali hingga tulisan ini akan dipublikasikan (13 Desember 2010 pukul 10:43), Name Server indoleaks.org sudah pernah berubah sebanyak 3 kali yaitu sejak pertama kali didaftarkan pada tanggal 7 Desember 2010 di PT Ardh Global Indonesia, begitu juga server hosting yang digunakan.

Pada pendaftaran pertama kali, situs ini menggunakan Name Server indXXX.net dan hosting di IP 67.19.X.X ThePlanet.com Internet Services, Inc (Houston, Texas). Jika dilihat dari data penanggung jawab dari indXXX.net adalah spidXXX.web network yang beralamat di Depok, Jawa Barat.

Perubahan kedua, walaupun situs ini masih menggunakan jasa ThePlanet akan tetapi hosting yang digunakan berubah menjadi 174.132.X.X. Ip ini selain digunakan oleh indoleaks.org juga digunakan oleh 4yourXXX.info, 5000XXX.info, AbadXXX.co.id, AbadXXX.com, AchiXXX.org, AchiXXX.com dan 269 situs hosting lainnya. Name server yang digunakanpun diganti menggunakan AfraXXX.org.

Pada perubahan ketiga, server hostingnya menggunakan IP 72.14.X.X (IP milik Blogger/Blogspot/Google) dan Name Server ZonXXX.com.

Perubahan domain maupun hosting yang kedua, ketiga dstnya data penanggung jawab dari situs ini semakin kabur dan manjadi tidak penting untuk ditrace.

Hal lain yang tidak kalah menarik adalah ribut-ribut apakah perlu pemerintah turun tangan dan menjeratnya dengan UU ITE (kalaupun ingin ditrace siapa pengelola/pemiliknya yang sangat mungkin untuk dilakukan) sebetulnya hanya akan menambah sempit nilai obyektifitas yang dibawa oleh situs Indoleaks. Akan tetapi memang sebaliknya (yang bisa jadi diharapkan oleh pengelolanya), nilai jual situs tersebut akan semakin membumbung dan tong yang kosong tersebut akan semakin berbunyi nyaring. Ditambah kasak-kusuk dari pengguna jejaring sosial, BBM dan juga infotainment dan media mainstream situs ini semakin membuat... "Penasaran"

Pada akhirnya terlepas dari pro dan kotra mengenai keberadaa situs Indoleaks, saya dan juga seharusnya semua pengunjung internet dimanapun berada hanya bisa berharap semoga situs ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi sumber kebenaran dalam bentuk yang berbeda.

Tentu situs tersebut perlu pembuktian dan waktulah yang akan menentukannya kemudian, walaupun pada kenyataannya, dokumen yang lengkap dan terbukti dipersidangan dan dari sumber "yang terpercaya" saja bisa diabaikan, apalagi jika dokumen-dokumen yang disampaikan adalah dokumen abal2...

Tapi bukan tidak mungkin, justeru yang membuat orang Penasaran itulah justeru yang diperhatikan...

This is an amazing country with amazing people, who knows? Dan sejalan dengan kebutuhan orang akan informasi (terlepas masalah penasaran atau tidak), situs ini akan tumbuh besar dan semakin berkualitas.

Akhir kata saya hanya dapat mengatakan: "Maju terus Indoleaks.org, semoga sukses..."
:)

@dH1
13 Desember 2010
Original source: http://rachdian.wordpress.com/2010/12/13/indoleaks/

Wednesday, November 17, 2010

Only for 2 cents...


Only for 2 cents...
Originally uploaded by rachdian
Only for 2 cents...

" Out, out, brief candle!
Life's but a walking shadow, a poor player
That struts and frets his hour upon the stage
And then is heard no more. It is a tale
Told by an idiot, full of sound and fury,
Signifying nothing."

William Shakespeare
- Macbeth, 1606

===============================
Exposure: 0.002 sec (1/640)
Aperture: f/2.8
Focal Length: 67 mm
Exposure: +0.33
ISO Speed: 400
Exposure Bias: 0 EV
Flash: Off

Uploaded by rachdian at Flickr on 15 Jun 09, 11.42AM ICT.

Tuesday, November 16, 2010

Tentang saya di IniFotoku.com

[Ditulis ulang dari profil di http://inifotoku.com/profil/individu]

moto hidup saya adalah belajar dan seimbang sebagai kata kuncinya.

dalam hal potret-memotret saya sedang belajar fotografi dan fotografi saya gunakan untuk belajar. belajar untuk mengenal lebih jauh keindahan alam, interaksi manusia, binatang, tumbuh2an, dll yang original (ke-aslian). tujuannya agar lebih dekat dan bersyukur kepada sang pencipta. oleh karena itu saya lebih menyukai foto2 yang yg natural, baik dari segi teknis maupun estetika walaupun sesekali juga suka dengan yg artificial.

kehidupan se-hari2 selalu mengutamakan keseimbangan, seimbang dalam hal rohani, jasmani, seimbang dalam teori dan praktek, seimbang antara logika dan perasaan.

fotografi diperlukan dalam kehidupan saya untuk mengasah otak kanan agar seimbang dengan otak kiri yang memang se-hari dalam bekerja porsinya lebih banyak menggunakan otak kiri.

inifotoku.com merupakan salah satu wadah saya dalam menjalin komunikasi dan juga silaturahmi antar sesama pecinta seni fotografi dan belajar fotografi tentunya.

website:
* Rachdian Center: http://rachdian.com

* Fresh Mobile Online Notes (Wordpress): http://rachdian.wordpress.com/
* Microblog @ Blogspot (Blogger): http://rachdian.blogspot.com/
* Facebook: http://www.facebook.com/rachdian
* Flickr: http://www.flickr.com/photos/rachdian/

* Professional Networks: http://id.linkedin.com/in/rachdian

The Youngest


The Youngest
Originally uploaded by rachdian
Camera: Canon EOS 40D
Exposure: 0.008 sec (1/125)
Aperture: f/3.5
Focal Length: 100 mm
ISO Speed: 1250
Exposure Bias: 0 EV
Flash: Off, Did not fire

Uploaded by rachdian on 12 Aug 09, 4.14PM ICT at Flickr

Thursday, July 01, 2004

Agenda Tim Sukses Capres/Cawapres 2004 VS TELEMATIKA

Komentar terhadap artikel "Telematika, Where Are You ?", yang ditulis oleh mas Eddy Satriya, Deputy Director for Energy in The National Development Planning Agency (BAPPENAS) di majalah Forum Keadilan dan Kolom Pakar - Pacific Link, http://kolom.pacific.net.id

==========================================

Dibandingkan dengan telematika, nasib seni dan budaya masih lebih beruntung dan lebih mendapat tempat di agenda tim sukses capres/cawapres. Departemen Kesenian dan Kebudayaan mungkin jauh lebih dibutuhkan dibandingkan Departemen Informasi dan Komunikasi... (intermezzo...)

Lagian tim sukses capres/cawapres mana sempat berpikir strategis, yg ada taktis cuma ampe 1 bulan ke depan buat mendulang suara. Wajar2 sajalah... Timnya juga kan karbitan dan serabutan (maaf bagi tim yg gak seperti ini)

Oh iya, jadi ingat sekitar 1-2 tahun yg lalu, seorang teman dari LEIP (NGO) pernah memberikan sebuah buku (fotokopian) dan brainstorming ttg adanya studi perbandingan yg dilakukan LEIP dan MA (mungkin msh ada org/instansi yg lain...) dengan Karnataka (salah satu propinsi di India) yg beberapa sektornya menjadi sangat maju akibat sektor IT yg maju, diantara sektor yg maju tsb adalah masalah peradilan. Kasus-kasus korupsi terbukti mampu tereduksi dengan sangat signifikan. Transparansi semakin "merakyat".

Sayang seribu sayang, di Indonesia malah proyek2 IT hanya untuk menghabiskan anggaran2 yang ada di instansi pemerintah. Korupsi malah dimanfaatkan, lewat jalur ini biaya2 mark-up semakin mudah untuk dikamuflasekan (dengan asumsi masyarakat kita sedemikan bodohnya). Ingat kasus ri.go.id atau website salah satu pemda yg bernilai diatas 1M?

Daripada dijadikan tema untuk kampanye capres/cawapres (yg nantinya bakalan ditagih janjinya), lebih baik dibuat agenda hiden untuk mem-privatisasi PT Telkom, Indosat, dsjnya. (ada korelasinya gak ya?). Lumayan buat bayar utang negara.... atau komisi buat decison makernya? Toh telematika kan cm "slave"...:D